Himbauan Bagi Pelanggan Setia Tiket, Dilarang Men-share kembali tiket!!!

PT First Media Tbk (KLBV) berencana meluncurkan satelit

JAKARTA - PT First Media Tbk (KLBV) berencana meluncurkan satelit bekerja sama dengan mitra dari Jepang, Mitsui, pada 15 Mei 2012. Perusahaan yang selama ini menggunakan kabel untuk bisnis TV berbayar dan jaringan broadband akan mulai menggunakan media satelit dengan investasi hingga 100 juta dollar AS atau sekitar 920 miliar rupiah.

"Kita akan meluncurkan satelit dengan pancaran KU Band bersama mitra dari Jepang, Mitsui. Nanti yang bekerja sama dengan Mitsui ada entitas lain yang masih berhubungan dengan First Media," ungkap Presiden Komisaris First Media Peter F Gontha di Jakarta, Senin (23/4).

Nantinya, bentuk kerja sama dengan Mitsui adalah First Media akan membeli sejumlah transponder dari perusahaan asal Jepang tersebut dengan keistimewaan bisa memberikan nama kepada satelit.

"Kita mendapatkan fasilitas name right. Untuk nilai investasinya belum bisa diungkap, tetapi biasanya bentuk kerjasama seperti ini sekitar 100 juta dollar AS," kata dia.

Di industri telekomunikasi biasanya investasi memiliki satelit termasuk meluncurkannya sebesar 200-300 juta dollar AS. Sedangkan satelit yang dimiliki dalam bentuk kerja sama, baik itu condosat atau name right, biasanya menelan investasi di kisaran 100 juta dollar AS. Sedangkan harga sewa satu transponder di kisaran 1,2 juta dollar AS.

Dikatakannya, pemilik merek Kabelvision ini ingin menggarap bisnis TV berbayar satelit karena banyak konten buatan sendiri yang memiliki nilai jual. "Jika berbasis kabel, First Media baru memiliki jangkauan di Jabodetabek. Sementara kita punya impian beberapa konten buatan inhouse bisa menasional dan global," jelas dia.

Direktur First Media Dicky Mochtar menambahkan, perseroan rencananya akan menyewa 12 transponder dari satelit tersebut dimana sebagian besar akan digunakan untuk First Media.

"Sisanya ada kemungkinan kita sewakan ke pihak lain. Permintaan transponder itu lumayan besar di pasar dalam negeri. Satelit sendiri akan diluncurkan dari Guyana Perancis," jelas dia.

Dicky mengungkapkan, untuk penyelenggaraan TV berbayar berbasis satelit akan dikerjakan oleh anak usaha lainnya yang telah memiliki lisensi. "Saya belum ungkap nama anak usahanya. Kita juga sedang mencari model bisnis yang ideal untuk TV satelit ini," katanya.

Perluas Jangkauan
Sementara itu, Presiden Direktur PT First Media News Hans Nugroho mengungkapkan, sebagai anak usaha yang bergerak dalam penyediaan konten tengah agresif memperluas jangkuan ke berbagai platform agar lebih mudah mencapai omset yang ditetapkan perseroan sekitar 100 miliar rupiah.

"Dalam memperluas jangkauan itu bisa saling bertukar channel. Sekarang kami menggandeng PT Karyamegah Adijaya (Aora TV) untuk kerja sama konten Berita Satu," ungkap dia.

Dijelaskannya, sebagai penyedia konten masalah luasnya jangkuan menjadi kunci penting agar iklan bisa masuk. "Bisnis konten sumber pemasukannya ada beberapa, iklan atau membeli slot. Untuk bisa dilirik, tentu harus memiliki jangkauan yang luas," kata dia.

Direktur Utama Aora TV Guntur S Siboro mengatakan, bergabungnya Berita Satu di platform perseroan menjadikan ada 78 saluran yang dimilikinya. "Kita dominan siaran di Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Kerjasama ini saling menguntungkan bagi kedua pihak," katanya

Lebih lanjut Hans mengungkapkan, nantinya First Media News akan menjadi pengembang juga untuk Asean TV yang akan diluncurkan induk usaha. "Kita belum tahu bentuknya Asean TV dan kebutuhan pendanaannya. Kita perkirakan setengah dari yang dibutuhkan Berita Satu tahun ini. Di konten itu yang mahal biaya operasional, First Media News tahun ini dialokasikan dana sekitar 75-100 miliar rupiah," jelasnya.

Peter menambahkan, Asean TV nantinya akan dominan diisi oleh konten berita yang dominan berasal dari Indonesia, Asean, Asia, dan dunia. "Nanti konten Asean TV itu akan ditawarkan ke beberapa TV berbayar dari negara seperti China, Korea, dan lainnya. Saya optimistis ini akan diminati karena Indonesia memiliki daya tarik di mata global," tandas dia. dni/E-11

No comments:

Post a Comment